Main Article Content

Phey Liana
Venny Patricia
Catherine Ieawi
Calvin Ienawi

Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2016 menunjukkan sekitar 110 juta orang menderita
penyakit menular seksual (PMS). PMS sering kali dipandang sebelah mata, padahal dampaknya bagi kesehatan jangka
panjang cukup signifikan terutama pada wanita dan bayi, seperti infertilitas, kelainan kongenital, kanker dan lain-lain.
Penjaja seksual merupakan kelompok berisiko tinggi untuk tertular PMS. Karena itu, perlu diketahui prevalensi PMS
terutama pada mereka yang berisiko tinggi (wanita penjaja seksual) sehingga dapat dibuat kebijakan terkait program
pengendalian dan pencegahan PMS. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi prevalensi dengan pendekatan survai
klinis secara cross sectional. PMS yang dihitung prevalensinya pada penelitian ini adalah infeksi HIV, Hepatitis B,
Hepatitis C dan sifilis. Serum dari subjek penelitian dikumpulkan dan diperiksa anti-HIV untuk infeksi HIV, anti-HCV
untuk Hepatitis C, HbsAg untuk Hepatitis B dan VDRL untuk sifilis. Didapatkan prevalensi PMS pada wanita penjaja
seksual di Palembang adalah sebagai berikut yaitu: HIV sebesar 4.9%, sifilis sebesar 3.3%, Hepatitis B sebesar 9.8%
dan Hepatitis C sebesar 1.6%. Edukasi, sosialisasi terkait bahaya dan dampak dari PMS perlu dilakukan terutama pada
mereka yang berisiko tinggi seperti pada wanita penjaja seksual sebagai bentuk dari program pengendalian dan
pencegahan PMS.

Keywords: Penyakit menular seksual wanita penjaja seksual prevalensi