Prevalensi Polimorfisme Gen CYP2C19 dan Pengaruhnya Dalam Metabolisme Omeprazole Sebagai Prediktor Intoksikasi Obat Pada Etnis Melayu Di Sumatera Selatan
Main Article Content
Cytochrome P450 2C19 (CYP2C19) adalah suatu kompleks enzim yang berperan dalam metabolism beberapa jenis
obat dan merupakan bagian dari super family sitokrom P450. Polimorfisme genetic pada enzim tersebut berhubungan
dengan munculnya fenotip metabolism buruk (poor metabolizer/PM dan intermediate metabolizer/IMs ) yang
mempunyai kemampuan yang buruk dalam memetabolisme obat-obatan yang menjadi substratnya. Telah dilakukan
analisis genotipe dan fenotipe menggunakan PCR-RFLP dan bioanalisis kadar omreprazole pada 30 orang subjek
penelitian dari etnis Melayu yang tinggal di Sumatera Selatan. Marker yang digunakan untuk menilai adanya
polimorfisme pada gen CYP2C19 adalah dua situspolimorfik yaitu ekson 5 (CYP2C19*2) dan ekson 4 (CYP2C19*3).
Pita-pita DNA berukuran 321 bp untuk ekson 5 dan 271 bp untuk ekson 4 akan dihasilkan setelah amplifikasi DNA
dengan metode PCR pada kondisi denaturasi selama 5 menit pada suhu 95oC; dilanjutkan dengan 60 detik pada suhu
95oC, 60 detik pada suhu 53oC dan 60 detik pada suhu 72oC sebanyak 30 siklus; serta polimerisasi akhir selama 5 menit
pada 72oC. Selanjutnya dilakukan pemotongan DNA menggunakan enzim restriksi endonuklease SmaI (CYP2C19*2)
pada suhu 30
oC dan BamHI (CYP2C19*3) dengan inkubasi pada suhu 37oC selama 3jam. Bioanalisis kadar omeprazole
dalam darah dengan LC-MS. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya polimorfisme pada kedua situs akan
menghilangkan situs pemotongan enzim SmaIdan BamHI. Hasil penelitian menunjukkan 46,7% populasi Melayu
Sumatera Selatan tergolong sebagai PM yang terdiri atas 13,3% homozigot mutandan 33,4% heterozigot mutan.
Tingginya fenotip PM enzim CYP2C19 pada etnis Melayu di Sumatera Selatan diprediksi akan mempengaruhi
metabolisme obat-obatan yang menjadi substrat. Akan tetapi, berdasarkan analisa korelasi spearman, nilaikorelasi 0,035
dengan p = 0,875. Hal ini berarti bahwa antara polimorfisme gen CYP2C19 dan kadar omeprazole dalam darah terdapat
korelasi lemah dan tidak bermakna. Hasil penelitian ini memberikan gambaran polimorfisme genetik yang tinggi pasien
sindrom dispepsia dari populasi Melayu, yaitu hampir setengah dari subjek penelitian (46,7%).Terdapat korelasi yang
lemah dan tidak bermakna antara polimorfisme dan kadar omeprazole.