Main Article Content

Sri Handayani
Veny
Hasnawi Haddani
Selly Marisdina
Erial Bahar

Fenitoin merupakan antikonvulsi yang sering digunakan untuk mengobati kejang umum tonik-klonik, kejang parsial, dan
status epileptikus. Salah satu efek samping dari penggunaan fenitoin adalah polineuropati. Di Indonesia sendiri, belum
ada data mengenai kejadian polineuropati akibat penggunaan fenitoin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik penderita polineuropati secara klinis maupun elektrofisiologi pada pengguna fenitoin yang berobat ke
Poliklinik Saraf RSMH Palembang periode Januari 2017 sampai Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan metode cross sectional pada 23 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dari bulan Januari 2017 –
Maret 2017. Dilakukan analisis univariat untuk melihat distribusi sampel penelitian, analisis bivariat chi-square untuk
menilai hubungan antara polineuropati dengan variabel independen, dan untuk melihat faktor–faktor yang
berhubungan dengan terjadinya polineuropati secara terintegrasi dilakukan analisis logistik regresi. Proporsi kejadian
polineuropati secara klinis pada pengguna fenitoin di Poliklinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebesar 26,1%,
sedangkan proporsi kejadian polineuropati secara elektrofisiologi sebesar 30,4%. Penelitian ini menunjukkan bahwa
banyaknya antikonvulsi yang digunakan dan durasi penggunaan fenitoin berhubungan dengan kejadian polineuropati.

Keywords: Polineuropati feniton antikonvulsan