Hubungan Skabies Dengan Pioderma : Sebagai Faktor Risiko
Main Article Content
Kudis adalah serangan parasit pada kulit, yang berdampak pada pendapatan rendah dan masyarakat yang padat di
banyak negara tropis, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Infestasi kudis meningkatkan insidensi pioderma
sekunder termasuk impetigo, folikulitis, selulitis, ektima, abses. Pioderma sekunder adalah penyakit infeksi kulit yang
terutama disebabkan oleh grup A Streptococcus (GAS) dan Staphylococcus aureus (SA). Tujuan penelitian ini adalah
untuk menentukan etiologi dan korelasi infeksi pioderma pada pasien skabies. Untuk menentukan sosio-demografi
termasuk seks, usia pada pasien anak di sekolah dasar (SD) di distrik Kertapati Palembang. Desain penelitian adalah
cross sectional, dan sampel penelitian adalah pasien skabies baru di sekolah dasar (usia 6-14 tahun) dengan atau tanpa
pioderma. Temuan klinis termasuk riwayat, pemeriksaan fisik dan prosedur diagnostik, yang merupakan investigasi
bahan spesimen kulit menggores (SSB = biopsi permukaan kulit) di konfirmasi dengan pemeriksaan kutub dermoscopic
(DS) untuk menunjukkan tungau Sarcoptes scabiei. Pemeriksaan mikrobiologi dengan pewarnaan Gram
mengidentifikasi etiologi pioderma. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara infestasi kudis
dan pioderma pada anak-anak di sekolah dasar. Staphylococcus aureus dan GAS adalah yang paling umum disebabkan
pioderma pada pasien anak dengan kudis. Kesimpulan penelitian ini adalah korelasi yang signifikan antara kudis dan
pioderma. Ada kebutuhan untuk menyediakan kudis dan obat pyoderma di pusat perawatan kesehatan primer serta
konseling untuk pencegahan di daerah Palembang dengan penduduk yang ramai secara berkala.